Senin, 10 Januari 2011

Hidup untuk bertemu Yang Maha Menghidupkan

Bismillahirrahmanirrahim, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
 
Orang beriman dan bertaqwa, hidup di dunia bukan untuk hidup, melainkan untuk bertemu dengan Yang Maha Menghidupkan. Orang beriman yang juga bertaqwa tidak takut mati, melainkan mengharapkan kematian, karena sebenarnya kematian itu adalah awal dari kehidupan yang sebenarnya, juga karena kematian merupakan satu-satunya jalan untuk bertemu denganNya.
 
Saudaraku sesama muslim, tadi pagi saya mendengar rentetan kata-kata di atas dalam acara inspirasi pagi di radio kesayangan, El Syifa. Dari sanalah, saya mendapatkan sebuah motivasi, mungkin kalau orang beriman menyebutnya sebagai suatu ilham, untuk menulis catatan ini. Bukan tanpa tujuan, saya menulis ini khususnya untuk menginstrospeksi diri saya sendiri, karena saya tidak mau di sebut sebagai penganut elmu ajug , yaitu ilmu yang kita sampaikan pada orang lain, tapi kita sendirinya pun tak melakukan hal yang disyari'atkan dalam ilmu tersebut. Tapi jika tulisan ini bermanfaat untuk saudara-saudara, alhamdulillah.. Mungkin hanya itu yang dapat saya ucapkan.
 
Saudaraku, saat saya mendengar kata-kata di awal tulisan ini, saya menerawang.. Memang tidak jauh, tapi saya cukup menemukan sesuatu yang saya cari. Ya, anggapan saya mengenai kehidupan. Hidup untuk beribadah.
 Sebagaimana dituliskan dalam Qur'an surat Adz dzariyat ayat 56.
Dan Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku Adz Dzariyat : 56
"Dan Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku"
 
Hidup untuk beribadah, hidup untuk bertemu Yang Maha Menghidupkan, dan satu-satunya jalan untuk bertemu denganNya itu, yaitu dengan mati. Tapi astaghfirullah, saya masih takut dengan kata yang terdiri dari 4 huruf tersebut, mati! Entah, karena saya masih belepotan dosa, atau mungkin karena saya penakut (?) dari detik itu saya mencoba untuk tidak takut dengan kematian, tapi subhanallah.. Saya benar-benar takut! Tapi orang beriman yang juga bertaqwa tidak takut mati, melainkan mengharapkan kematian, karena sebenarnya kematian itu adalah awal dari kehidupan yang sebenarnya, juga karena kematian merupakan satu-satunya jalan untuk bertemu denganNya.
Ya Allah, mungkin saya belum beriman dan bertaqwa :'( Innalillahi..
 
Saudaraku, sejak liburan kemarin, saya sudah mencoba mengatur rencana untuk kegiatan yang akan saya perbaharui di semester genap yang akan saya hadapi beberapa waktu lagi. Saya mencoba untuk memayoritaskan urusan din saya, saya ingin benar-benar menjalankan tujuan diciptakannya manusia di bumi ini, untuk beribadah! Tapi..bukankan menuntut ilmu itu ibadah(?) karena dalam rencana yang saya buat di fikiran saya, saya akan menomorduakan urusan sekolah, saya Insya Allah akan menomorsatukan pesantren, meski saya hanya santri kalong . Memang, "Tolabul 'ilmi faridotun 'alal muslimin wal muslimat" menuntut ilmu itu wajib bagi kaum muslim dan muslimat. Tapi ILMU APA yang diwajibkan disitu? Tentunya ilmu agama, bukan? Karena ilmu dunia tidak akan dibawa ke akhirat. Dan yang diajarkan di sekolah itu, mayoritas ilmu dunia. Itu yang tergambar dalam paradigma saya. jadi, apakah niat saya untuk menomorduakan sekolah itu pilihan yang baik dan benar? Ah, saya sendiripun masih bingung. Apa mungkin, saya harus menyeimbangkan antara keduanya? Iya, menyeimbangkan antara sekolah dan pesantren, menyeimbangkan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat. Bukankah kita butuh ilmu dunia untuk hidup kita di dunia ini, dan bukankan kita juga butuh ilmu dunia untuk menjadi kholifah di muka bumi ini? Ya. Mungkin itulah solusi yang terbaik untuk saat ini, keseimbangan! Tugas sebagai manusia untuk beribadah berjalan, tujuan diciptakannya manusia sebagai kholifah di muka bumi ini pun berjalan. Semoga Allah meridhoi semuanya, amiin! :)
 
8 Januari  2011 M / 3 Safar 1432 H
pukul 19.00
Alhamdulillahirabbil'alamiin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar