Rabu, 23 Februari 2011

Lalu aku ingat dengan perjanjianku denganMu, Ya Allah..
Perjanjian yang saban hari aku perbaharui..
"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku,
hanya untukMu, Tuhan sekalian alam..."
Bukankah hidup untuk mati?
Dan mati untuk kehidupan yang lebih tinggi?
Harusnya aku telah mengerti,
Apa tujuanku dihidupkan dan dimatikan.
"Dan tidak Kami ciptakan jin dan manusia,
selain untuk beribadah..."

Kamis, 17 Februari 2011

Bismillahirrahmaanirrahiim..
13 rabiul awal 1431 H / 16 Febuari 2011
 
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...
 
Alhamdulillahirabbil'alamin, segala puji hanya milik Allah, Tuhannya manusia, sembahannya manusa, dan yang merajai manusia serta makhluk lain di seluruh alam semesta..
 
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah, terlimpah, kepada baginda yang membawa kaum dari jaman jahiliyah ke jaman islamiyah, dari jaman gelap gulita ke jaman terang benderang, tokoh reformasi islam sepanjang masa, Nabi Muhammad Solallahu'alaihi wasalam, kepada para keluarganya, kepada para sahabatnya, kepada para tab'in-tabi'innya, dan semoga sampai pada kita selaku umatnya yang akan mendapatkan syafaat darinya di yaumul akhir nanti, amiin Ya Allah Ya Rabbal'alamin.
 
Pertama-tama saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kepada siapa saja, yang baik dengan sengaja atau tidak, dengan kesediaan waktunya, juga kerelaan niatnya, untuk sekedar membaca catatan kecil dari saya yang masih berlumur dosa ini..
 
Seperti yang telah saya tulis diawal catatan ini, saya banyak memuji kepada-Nya, mengagungkan nama-Nya, karena dengan izinNya lah, saya dapat menggerakan jari-jemari saya untuk mengetik catatan ini. Syukur alhamdulillah, saya juga akan berbagi sedikit cerita pengalaman saya yang mungkin kurang menarik. Catatan ini saya buat selain untuk dijadikan kenangan, juga saya tulis dengan harapan dapat bermanfaat bagi ummat..
 
Jadi ceritanya, saya memiliki seorang kolega, dia mengikut manhaj salafiyah. Dalam dunia maya seperti yang saya geluti sekarang ini, anggaplah namanya itu X, si X itu merajai dunia maya, jejaring sosial tertentu khususnya. Semua postingannya pasti mengenai salaf. Yang saya ketahui dari postingannya tersebut, bahwa penganut manhaj salaf sangat anti bid'ah, mereka mengecam keras pelaku bid'ah dengan dalih hadist Rasul yang berbunyi, "Pelaku maksiat itu lebih baik daripada pelaku bid'ah!"
 
Dan yang saya ketahui dan saya rasakan, saya selalu merasa panas dingin setiap kali melihat postingan-postingan dari si X tersebut. Entah, rasanya saya kurang suka dengan cari si X tersebut menyampaikan dakwahnya. Saya berfikir, apa sebegitu jauhkah saya denganNya hingga saya sampai panas mata, telinga, dan juga hati jika membaca postingan si X itu? Apa karena saya telah ditulikan dan dibutakan mata hatinya, sehingga saya tidak mau mendengar ataupun membaca postingan-postingan yang membuat saya sakit hati tersebut? Naudzubillah..
 
Tapi ternyata, bukan hanya saya saja yang merasa panas dingin tersebut, ada dua orang teman saya yang merasakan hal yang sama. Saya tahu kedua teman saya itu memiliki ilmu agama yang lebih dari cukup untuk dapat memahami apa yang dimaksud dalam postingan-postingan si X.
 
Sebenarnya, saya agak takut dan merasa antara ragu dan percaya dengan apa yang disampaikan si X, sehingga mendorong saya untuk bertanya kesana-sini mengenai bid'ah, yang dikecam secara keras oleh si X dan teman-temannya yang sependapat. Setelah saya tanya kepada pembimbing mengaji saya, teman saya yang saya yakin sudah faham betul agamanya (dulu ia pernah mengajar saya mengaji), juga saya sudah bertanya pada mama saya yang notabene adalah guru pendidikan agama islam dan lulusan  dari Universitas Islam Negeri (UIN, dulunya IAIN) Sunan Gunung Djati Bandung, inti dari semua jawaban yang mereka berikan itu sama. Bid'ah itu terbagi atas dua; yaitu bid'ah hasanah dan bid'ah dolalah. Bid'ah hasanah itu yang menjurus pada kebaikan, sedangkan bid'ah dolalah itu yang menjurus pada kejelekan. Tentu yang dimaksud dalam hadist yang sudah saya sebutkan diatas tadi, adalah pelaku bid'ah dolalah, karena itu menjurus pada sesuatu yang tidak baik.

Pada dasarnya, bid'ah itu sendiri artinya sesuatu yang tidak ada pada jaman Rasulullah. Nah, fikiran sayapun mulai berkembang disini. Sesuatu yang tidak ada pada jaman rasul..hm bukankan pada jaman rasul itu tidak ada mobil, pesawat, komputer atau handphone mungkin. Saya rasa pada jaman rasul memang benar-benar tidak ada benda seperti itu. Tapi lalu mengapa orang-orang yang anti bid'ah itu menggunakan juga benda-benda tersebut? Oke kalau mereka menganggap itu tidak ada hubungannya dengan agama. Tapi tunggu, saya ingin bertanya, pergi haji itu..ibadah bikan? Lalu umumnya, orang indonesia atau belahan dunia lain pergi haji dengan menggunakan pesawat bukan? Dan pesawat itu belum ada pada jaman rasul, kan? Kalau memang mau mengikuti apa yang rasul lakukan untuk pergi haji, yaitu dengan menunggangi unta, silahkan.. Tapi mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk sampai di Baitullah dengan menggunaka unta. Saya ambil contoh lain, ini baru saja saya dapatkan dari guru bahasa arab saya di sekolah. Ternyata Al Qur'an sendiri pun (dalam bentuk buku; kitab) itu bid'ah. karena pada jaman rasul, tidak ada Al Qur'an yang sudah dibukukan, memang pada jaman rasul, sudah dimulai penulisan Al Qur'an, tapi pada saat itu ayat-ayat suci Al Qur'an ditulis di pelepah daun kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. tapi tulisan tersebut jarang ditemukan karena pada zaman itu mereka kebanyaknya mengandalkan kepada hafalan bukan kepada tulisan, dan juga ayat Al Qur'an ditulis dalam hufur arab gundul. Nah kalau sudah begitu, apakah kita masih mengira bahwa semua bid'ah itu tidak baik?

Tapi wallahu'alam. Sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Yang penting, niat kita dalam melakukan suatu ibadah (yang mungkin di anggap bid'ah oleh sebagian orang) adalah untuk mencari keridhoanNya, Karena innamal a'malu binniyat.. sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya.. Sekali lagi, Wallahu'alam, semoga Allah menunjukkan jalan terbaik untuk kita semua, Amiiin Ya Rabb..

Mungkin hanya sekian yang dapat saya curahkan dan saya tuliskan dengan tulisan.. saya menyadari saya makhluk yang dhaif, yang masih sangat banyak sekali salahnya. Oleh karena itu, saya memohon maaf sebesar-besarnya jika banyak pendapat saya yang kurang berkenan. Tapi saya pun raja' agar tulisan ini dapat bermanfaat. Akhirul kalama, wassalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh... 

Kamis, 10 Februari 2011

99 Nama Allah SWT Asmaul Husna - Sembilan Puluh Sembilan Sebutan Tuhan Asma'ul Husnah

Di dalam kitab suci Al-Qur'an Allah SWT disebut juga dengan nama-nama sebutan yang berjumlah 99 nama yang masing-masing memiliki arti definisi / pengertian yang bersifat baik, agung dan bagus. Secara ringkas dan sederhana Asmaul Husna adalah sembilanpuluhsembilan nama baik Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :
"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".

Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :
1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar


Sumber: searching google

Selasa, 08 Februari 2011

Sometimes, Allah breaks our spirit to save our soul.
Sometimes, Allah breaks our heart to make us whole.
Sometimes, Allah allows pain so we can be stronger.
Sometimes, Allah sends us failure so we can be humble.
Sometimes, Allah allows illness so we can take better care of ourselves.
And sometimes, Allah takes everything away from us so we can learn the value of everything Allah gave to us

Make plans, but understand that we live by Allah’s grace.

Although they plan, Allah also plans. And Allah is the Best of Planners.
[QS Al Anfaal/8:30]

Sabtu, 05 Februari 2011

10 Nasehat Hasan Al Banna

10 NASEHAT IMAM HASAN AL BANNA
Baca-Renungkan-Amalkan


  1. Dirikanlah sholat saat engkau setiapkali mendengar azan, dalam keadaan apapun.
  2. Bacalah al-Quran, telaah isinya, dengarkan, dan berzikirlah kepada Allah. Jangan gunakan sebagian waktumu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
  3. Bersungguh-sungguhlah untuk berbicara bahasa Arab fusha'. Karena itu termasuk syiar Islam.
  4. Jangan banyak berdebat dalam hal apapun, karena bersikap hipokrit tidak akan pernah mendatangkan kebaikan.
  5. Jangan banyak tertawa, karena hati yang maushul kepada Allah adalah hati yang tenang dan stabil.
  6. Jangan bercanda, karena umat yang bersungguh-sungguh tidak mengenal apapun selain kesungguhan.
  7. Jangan keraskan suaramu melebihi yang dibutuhkan pendengar, karena hanya akan mengakibatkan serampangan dan menyakitkan (orang lain).
  8. Jauhi menggunjing orang lain dan melukai perilaku orang, dan janganlah berbicara kecuali yang baik.
  9. Lakukanlah 'ta'aruf' (perkenalan) dengan saudara-saudara yang engkau temui meskipun, mereka tidak menuntutmu demikian. Sesungguhnya pondasi dakwah kita adalah cinta dan saling mengenal.
  10. Kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Maka bantulah orang lain untuk memanfaatkan waktunya. Kalau engkau punya keperluan, maka segeralah tunaikan kebutuhannya.

Biografi Hasan Al Banna

Berawal dari kebiasaan yang baru saya lakoni sejak sekitar satu bulan yang lalu, yaitu membaca dzikir pagi dan sore yang dinukil dari Rasulullah SAW oleh Hasan Al Banna. dari situ, saya jadi ingin lebih mengetahui bagaimana kiprahnya Hasan Al Banna semasa hidupnya. Alhamdulillah ketika ada waktu, lalu searching di google, saya menemukan biografinya. Mari kita baca bersama-sama, check this out :)

Hasan Al Banna dilahirkan di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah, Mesir tahun 1906 M. Ayahnya, Syaikh Ahmad al-Banna adalah seorang ulama fiqh dan hadits. Sejak masa kecilnya, Hasan al Banna sudah menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan otaknya. Pada usia 12 tahun, atas anugerah Allah, Hasan kecil telah menghafal separuh isi Al-Qur'an.
Sang ayah terus menerus memotivasi Hasan agar melengkapi hafalannya. Semenjak itu Hasan kecil mendisiplinkan kegiatannya menjadi empat. Siang hari dipergunakannya untuk belajar di sekolah.


Kemudian belajar membuat dan memperbaiki jam dengan orang tuanya hingga sore. Waktu sore hingga menjelang tidur digunakannya untuk mengulang pelajaran sekolah. Sementara membaca dan mengulang-ulang hafalan Al-Qur'an ia lakukan selesai shalat Shubuh. Maka tak mengherankan apabila Hasan al Banna mencetak berbagai prestasi gemilang di kemudian hari. Pada usia 14 tahun Hasan al Banna telah menghafal seluruh Al-Quran. Hasan Al Banna lulus dari sekolahnya dengan predikat terbaik di sekolahnya dan nomor lima terbaik di seluruh Mesir. Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi Darul Ulum.

Demikianlah sederet prestasi Hasan kecil. Selain prestasinya di bidang akademik, Ia juga memiliki bakat leadership yang cemerlang. Semenjak masa mudanya Hasan Al-Banna selalu terpilih untuk menjadi ketua organisasi siswa di sekolahnya. Bahkan pada waktu masih berada di jenjang pendidikan i'dadiyah (semacam SMP), beliau telah mampu menyelesaikan masalah secara dewasa, kisahnya begini:

Suatu siang, usai belajar di sekolah, sejumlah besar siswa berjalan melewati mushalla kampung. Hasan berada di antara mereka. Tatkala mereka berada di samping mushalla, maka adzan pun berkumandang. Saat itu, murid-murid segera menyerbu kolam air tempat berwudhu. Namun tiba-tiba saja datang sang imam dan mengusir murid-murid madrasah yang dianggap masih kanak-kanak itu. Rupanya, ia khawatir kalau-kalau mereka menghabiskan jatah air wudhu. Sebagian besar murid-murid itu berlarian menyingkir karena bentakan sang imam, sementara sebagian kecil bertahan di tempatnya. Mengalami peristiwa tersebut, al Banna lalu mengambil secarik kertas dan menulis uraian kalimat yang ditutup dengan satu ayat Al Qur'an, "Dan janganlah kamu mengusir orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya."(Q. S. Al-An'aam: 52).
Kertas itu dengan penuh hormat ia berikan kepada Syaikh Muhammad Sa'id, imam mushalla yang menghardik kawan-kawannya. Membaca surat Hasan al Banna hati sang imam tersentuh, hingga pada hari selanjutnya sikapnya berubah terhadap "rombongan anak-anak kecil" tersebut. Sementara para murid pun sepakat untuk mengisi kembali kolam tempat wudhu setiap mereka selesai shalat di mushalla. Bahkan para murid itu berinisiatif untuk mengumpulkan dana untuk membeli tikar mushalla!

Pada usia 21 tahun, beliau menamatkan studinya di Darul 'Ulum dan ditunjuk menjadi guru di Isma'iliyah. Hasan Al Banna sangat prihatin dengan kelakuan Inggris yang memperbudak bangsanya. Masa itu adalah sebuah masa di mana umat Islam sedang mengalami kegoncangan hebat. Kekhalifahan Utsmaniyah (di Turki), sebagai pengayom umat Islam di seluruh dunia mengalami keruntuhan. Umat Islam mengalami kebingungan. Sementara kaum penjajah mempermainkan dunia Islam dengan seenaknya. Bahkan di Turki sendiri, Kemal Attaturk memberangus ajaran Islam di negaranya. Puluhan ulama Turki dijebloskan ke penjara. Demikianlah keadaan dunia Islam ketika al Banna berusia muda. Satu di antara penyebab kemunduran umat Islam adalah bahwa umat ini jahil (bodoh) terhadap ajaran Islam.

Maka mulailah Hasan al Banna dengan dakwahnya. Dakwah mengajak manusia kepada Allah, mengajak manusia untuk memberantas kejahiliyahan (kebodohan). Dakwah beliau dimulai dengan menggalang beberapa muridnya. Kemudian beliau berdakwah di kedai-kedai kopi. Hal ini beliau lakukan teratur dua minggu sekali. Beliau dengan perkumpulan yang didirikannya "Al-Ikhwanul Muslimun," bekerja keras siang malam menulis pidato, mengadakan pembinaan, memimpin rapat pertemuan, dll. Dakwahnya mendapat sambutan luas di kalangan umat Islam Mesir. Tercatat kaum muslimin mulai dari golongan buruh/petani, usahawan, ilmuwan, ulama, dokter mendukung dakwah beliau.
Pada masa peperangan antara Arab dan Yahudi (sekitar tahun 45-an), beliau memobilisasi mujahid-mujahid binaannya. Dari seluruh Pasukan Gabungan Arab, hanya ada satu kelompok yang sangat ditakuti Yahudi, yaitu pasukan sukarela Ikhwan. Mujahidin sukarela itu terus merangsek maju, sampai akhirnya terjadilah aib besar yang mencoreng pemerintah Mesir. Amerika Serikat, sobat kental Yahudi mengancam akan mengebom Mesir jika tidak menarik mujahidin Ikhwanul Muslimin. Maka terjadilah sebuah tragedi yang membuktikan betapa pengecutnya manusia. Ribuan mujahid Mesir ditarik ke belakang, kemudian dilucuti. Oleh siapa? Oleh pasukan pemerintah Mesir! Bahkan tidak itu saja, para mujahidin yang ikhlas ini lalu dijebloskan ke penjara-penjara militer. Bahkan beberapa waktu setelah itu Hasan al Banna, selaku pimpinan Ikhwanul Muslimin menemui syahidnya dalam sebuah peristiwa yang dirancang oleh musuh-musuh Allah.

Dakwah beliau bersifat internasional. Bahkan segera setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Hasan al Banna segera menyatakan dukungannya. Kontak dengan tokoh ulama Indonesia pun dijalin. Tercatat M. Natsir pernah berpidato didepan rapat Ikhwanul Muslimin. (catatan : M. Natsir di kemudian hari menjadi PM Indonesia ketika RIS berubah kembali menjadi negara kesatuan).
Syahidnya Hasan Al-Banna tidak berarti surutnya dakwah beliau. Sudah menjadi kehendak Allah, bahwa kapan pun dan di mana pun dakwah Islam tidak akan pernah berhenti, meskipun musuh-musuh Islam sekuat tenaga berusaha memadamkannya.

Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. (Q. S. Ash-Shaff: 8)
Masa-masa sepeninggal Hasan Al-Banna, adalah masa-masa penuh cobaan untuk umat Islam di Mesir. Banyak murid-murid beliau yang disiksa, dijebloskan ke penjara, bahkan dihukum mati, terutama ketika Mesir di perintah oleh Jamal Abdul Naseer, seorang diktator yang condong ke Sovyet. Banyak pula murid beliau yang terpaksa mengungsi ke luar negeri, bahkan ke Eropa. Pengungsian bagi mereka bukanlah suatu yang disesali. Bagi mereka di mana pun adalah bumi Allah, di mana pun adalah lahan dakwah. Para pengamat mensinyalir, dakwah Islam di Barat tidaklah terlepas dari jerih payah mereka. Demikianlah, siksaan, tekanan, pembunuhan tidak akan memadamkan cahaya Allah. Bahkan semuanya seakan-akan menjadi penyubur dakwah itu sendiri, sehingga dakwah Islam makin tersebar luas.

Di antara karya penerus perjuangan beliau yang terkenal adalah Fi Dzilaalil Qur'an (di bawah lindungan Al-Qur'an) karya Sayyid Quthb. Sebuah kitab tafsir Al-Qur'an yang sangat berbobot di jaman kontemporer ini. Ulama-ulama kita pun menjadikannya sebagai rujukan terjemahan Al-Qur'an dalam Bahasa Indonesia. Di antaranya adalah Al-Qu'an dan Terjemahannya keluaran Depag RI, kemudian Tafsir Al-Azhar karya seorang ulama Indonesia Buya Hamka. Mengenal sosok beliau akanlah terasa komplit apabila kita mengetahui prinsip dan keyakinan beliau.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang senantiasa beliau pegang teguh dalam dakwahnya:
Saya meyakini: "Sesungguhnya segala urusan bagi Allah. Nabi Muhammad SAW junjungan kita, penutup para Rasul yang diutus untuk seluruh umat manusia. Sesungguhnya hari pembalasan itu haq (akan datang). Al-Qur’an itu Kitabullah. Islam itu perundang-undangan yang lengkap untuk mengatur kehidupan dunia akhirat."
Saya berjanji: "Akan mengarahkan diri saya sesuai dengan Al-Qur’an dan berpegang teguh dengan sunah suci. Saya akan mempelajari Sirah Nabi dan para sahabat yang mulia."
Saya meyakini: "Sesungguhnya istiqomah, kemuliaan dan ilmu bagian dari sendi Islam."
Saya berjanji: "Akan menjadi orang yang istiqomah yang menunaikan ibadah serta menjauhi segala kemunkaran. Menghiasi diri dengan akhlak-akhlak mulia dan meninggalkan akhlak-akhlak yang buruk. Memilih dan membiasakan diri dengan kebiasaan-kebiasaan islami semampu saya. Mengutamakan kekeluargaan dan kasih sayang dalam berhukum dan di pengadilan. Tidak akan pergi ke pengadilan kecuali jika terpaksa, akan selalu mengumandangkan syiar-syiar islam dan bahasanya. Berusaha menyebarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk seluruh lapisan umat ini."
Saya meyakini: "Seorang muslim dituntut untuk bekerja dan mencari nafkah, di dalam hartanya yang diusahakan itu ada haq dan wajib dikeluarkan untuk orang yang membutuhkan dan orang yang tidak punya.
Saya berjanji: "Akan berusaha untuk penghidupan saya dan berhemat untuk masa depan saya. Akan menunaikan zakat harta dan menyisihkan sebagian dari usaha itu untuk kegiatan-kegiatan kebajikan. Akan menyokong semua proyek ekonomi yang islami, dan bermanfaat serta mengutamakan hasil-hasil produksi dalam negeri dan negara Islam lainnya. Tidak akan melakukan transaksi riba dalam semua urusan dan tidak melibatkan diri dalam kemewahan yang diatas kemampuan saya."
Saya meyakini: "Seorang muslim bertanggung jawab terhadap keluarganya, diantara kewajibannya menjaga kesehatan, aqidah dan akhlak mereka."
Saya berjanji: "Akan bekerja untuk itu dengan segala upaya. Akan menyiarkan ajaran-ajaran islam pada seluruh keluarga saya, dengan pelajaran-pelajaran islami. Tidak akan memasukkan anak-anak saya ke sekolah yang tidak dapat menjaga aqidah dan akhlak mereka. Akan menolak seluruh media massa, buletin-buletin dan buku-buku serta tidak berhubungan dengan perkumpulan-perkumpulan yang tidak berorientasi pada ajaran Islam."
Saya meyakini: "Di antara kewajiban seorang muslim menghidupkan kembali kejayaan Islam dengan membangkitkan bangsanya dan mengembalikan syariatnya, panji-panji islam harus menjadi panutan umat manusia. Tugas seorang muslim mendidik masyarakat dunia menurut prinsip-prinsip Islam."
Saya berjanji: "Akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan risalah ini selama hidupku dan mengorbankan segala yang saya miliki demi terlaksananya misi (risalah) tersebut."
Saya meyakini: "Bahwa kaum muslim adalah umat yang satu, yang diikat dalam satu aqidah islam, bahwa islam yang memerintahkan pemelukya untuk berbuat baik (ihsan) kepada seluruh manusia."
Saya berjanji: "Akan mengerahkan segenap upaya untuk menguatkan ikatan persaudaraan antara kaum muslimin dan mengikis perpecahan dan sengketa di antara golongan-golongan mereka."
Saya meyakini: "Sesungguhnya rahasia kemunduran umat Islam, karena jauhnya mereka dari "dien" (agama) mereka, dan hal yang mendasar dari perbaikan itu adalah kembali kepada pengajaran Islam dan hukum-hukumnya, itu semua mungkin apabila setiap kaum muslimin bekerja untuk itu."

Bangga Menjadi Seorang Muslim

Mengapa kita harus bangga menjadi seorang muslim?
Pertama, karena islam, agama kita sebagai seorang muslim, adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah Subhana wata'ala. Mari kita lihat dalam Qur'an surat Ali Imran ayat 19:

Ali Imran: 19
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya."

Lalu masih pada Surat Ali Imran, ayat yang ke 85.

Ali Imran: 86
  
"Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi"

Kedua, karena islam adalah agama samawi, agamanya yang petunjuknya langsung dari kalam Allah Subhanawata'ala. Dalam Qur'an SuratAl Hijr ayat 9
Al-Hijr: 9
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."

Lalu, bagaimana ciri-ciri muslim yang bangga dengan agamanya?

mengenai hal ini, mungkin bahasannya akan saya posting dilain waktu..