Berawal dari tulisan Bang Tere Liye di fanspagenya , disana ada sekalimat:
Hidup ini tidak pernah tertukar, kawan. baik ataupun buruk, akan memantul dengan sendirinya.
Lalu entah mengapa tiba saja pikiran saya pada pepatah, "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya", dan akhirnya mengalirlah tweet dari akun twitter saya, yang tentu terpotong-potong akibat keterbatasan twitter yang hanya menyediakan 140 karaker untuk satu kali posting.
Agar lebih nyaman membacanya, mungkin blog ini bisa menjadi solusi, karena tidak da pembatasan karakter pada tiap postingannya. jadi, tunggu apa lagi? inilah potongan-potongan hasil hentakan jemari pada keyboard komputer rumah saya:
Saya percaya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Namun tak berarti saya bebas membiarkan diri 'merasa nyaman' karena melihat 'pohon saya' sudah baik, rindang, meneduhkan. Mungkin iya buahnya akan ranum, dan jatuh tak jauh dari sang pohon namun apakah saya bisa menjamin 'buah' tersebut akan masih tetap ranum, segar dan bersih ketika ia mulai terseret, mungkin oleh anginkah, hujankah, atau kaki-kaki orang isengkah. Jelas saya tak bisa menjamin, yang bisa mengambil andil adalah buah itu sendiri. Apakah ia tetap bisa mempertahankan keranuman, kesegaran dan kebersihan yang telah diturunkan oleh 'sang pohon'? Kita lihat saja sampai beberapa tahun, bisa jadi, 'biji' dari buah tersebut menjadi 'pohon' yang mungkin awalnya kecil. Namun jika ia bertahan tiap kali angin menerpanya, ia akan tumbuh sampai besar, sampai rindang, sampai meneduhkan. Sama, seperti 'pohon' yang telah menjatuhkan 'buah' tadi. Namun jika ia tak bertahan ketika angin menerpanya, maka ia akan tandas, mati tanpa bekas, tanpa menghasilkan apa-apa. Jangankan untuk menjadi rindang dan memberikan keteduhan untuk manusia,
bertahan untuk dirinyapun tak bisa. jangan sampai demikian.
Diakhir, saya perjelas: sekali lagi, saya percaya buah jatuh tak jauh dari pohonnya. namun kita
tak pernah tahu, angin, hujan, akan membawa kemana buah tersebut..
Silakan masing-masing diri menginterpretasikan makna dari tulisan ini. saya jujur menulis ini karena merasa sebagai buah yang jatuh, dan akan atau bahkan sudah terseret oleh anginm hujan, dan kai-kaki orang iseng. saya maih berproses, menumbuhkan pohon dari biji yang saya miliki. Semoga Allah meberkahi setiap jalan yang kita susuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar